Menyikapi Fatwa MPU terhadap Ajaran Salafy yang sesat dan menyesatkan

Duniacahayahati.blogspot.com Situs tentang Ilmu Ma`rifatullah (Tauhid) Didalamnya banyak mengandung Ilmu Hikmah yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang diberikan Ilmu ini.


Menyikapi Fatwa MPU terhadap Ajaran Salafy yang sesat dan menyesatkan

Dalam Kajian ini adalah bentuk sikap seorang Muslim yang saling ingin sekali mecari benang merah dalam hal kepemahaman ajaran yang disesatkan yakni Salafi (wahabi).

Sebagaimana yang tertuang Fatwa MPU (Majelis Permusyarawan Ulama) di Aceh yakni ; Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pemahaman, Pemikiran, Pengamalan, dan Penyiaran Agama Islam di Aceh, yang mana di terbitkan tanggal 27 Sya`ban 1435 Hijriyah dan bertepatan pada tanggal 25 Juni 2014, yang mana di dalamnya ada beberapa poin penting salah satunya : "Allah itu berada di atas 'Arsy dan Allah itu membutuhkan tempat, waktu, dan arah. Ini berarti Allah membutuhkan makhluk, Allah naik dan Turun, Pulang dan pergi"

Kajian Kasus dalam hal ini bagi yang membacanya mohon menyikapinya dengan kedewasaan serta objektif tidak ada kepentingan apapun apalagi penumpang gelap dalam hal ini.

"Allah itu berada di atas 'Arsy dan Allah itu membutuhkan tempat, waktu, dan arah. Ini berarti Allah membutuhkan makhluk, Allah naik dan Turun, Pulang dan pergi" kalimat ini merupakan suatu sangkaan atau daya tangkap kepemahaman yang di tanggapi Pihak MPU yang tentu ini merupakan suatu hasil IJMA Ulama Aceh yang terhimpun di dalam MPU dalam hal ini penulis menjabarkannya pada kajian didalam ini :

Pemeluk Agama Islam yakni orang-orang yang beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi serta tidak menyekutukan-Nya, dalam hal ini pendapat Salafy yang disesatkan oleh MPU adalah : "Tidak menta`wilkan (menjelaskan atau menerangkan agar jelas) maksudnya Tidak ada penjelasan ataupun keterangan apapun dalam hal ini dikarenakan ini mustahil sebab Allah dan sifat-sifat-Nya tidak dapat dijelaskan atau diraba-raba apalagi menyerupai makhluk-Nya apabila di ta`wilkan sifat-sifat itu akan menyebabkan mengingkari-Nya yang mana dapat menyerupakan-Nya dengan sifat-sifat makhluk.

Sebagaimana Dalil Naqli Didalam Al Qur`an  :

وَلِلّٰهِ الۡاَسۡمَآءُ الۡحُسۡنٰى فَادۡعُوۡهُ بِهَا‌

وَذَرُوا الَّذِيۡنَ يُلۡحِدُوۡنَ فِىۡۤ اَسۡمَآٮِٕهٖ‌ ؕ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam [menyebut] nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al A`raf 7:180)


Demikian pula Allah telah menyifati diri-Nya, Dia Maha Mendengar, Dia Maha Melihat, Dia Maha mengetahui, Dia Maha Bijaksana,Maha Kuat, Maha Mulia, Maha Halus, Maha Waspada, Maha Penyayang, disebutkan pula Allah telah berbicara langsung dengan Nabi Musa dan Allah bersemayam di Arsy-Nya, Dia Menciptakan makhluk dengan kedua tangan-Nya, mencintai orang-orang yang baik, Allah ridho terhadap orang-orang mukmin begitu juga sifat-sifat lainya yang menunjukkan perbuatan Allah sebagai Diri-Nya, seperti Allah turun dan Allah Datang, sifat-sifat tersebut termaktub dalam Al Qur`an dan Al Hadits.

"Allah mentertawakan dua orang laki-laki yang satu membunuh yang lainnya keduannya dimasukkan ke Surga" (HR Muttafaq `alaih) Kedudukan Hadits Shohih.

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda : Neraka jahanam terus menerus di isi, Dia Berfirman : Apakah masih ada tambahan? sehingga Tuhan yang Maha Mulia menginjakkan kaki-Nya di neraka itu, menurut riwayat tapak kaki-Nya yang menjadikan neraka itu surut, Dia Berfirman: Cukup, Cukup." (HR Muttafaq Alaih) kedudukan Hadits Shohih.

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :"Tuhan turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malamterakhir, Dia Berfirman : Barang siapa yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, Siapa minta pada-Ku akan Aku beri, Siapa minta Ampun kepada-Ku akan Aku ampuni" (HR Muttafaq Alaih)

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :"Allah, ketika menerima tobat hamba-Nya, lebih bahagia dari salah seorang di antaramu yang menemukan kembali kendaraannya" (Muslim).

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda kepada budak seorang wanita :"Dimana Allah ? Ia menjawab di langit, Nabi bersabda, Aku ini siapa ? Ia menjawab : Engkau utusan Allah, Nabi bersabda : bebaskanlah dia karena dia perempuan beriman" (HR Bukhori)

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :"Allah mengenggam bumi pada hari kiamat dan menggulung langit dengan tangan kanan-Nya kemudian Berfirman, Akulah raja dimana raja-raja bumi? (HR Bukhori).

Dalam hal ini Para sahabat gologan Salaf yang Sholeh, Para tabi`in dan Imam-Imam yang empat mengakui sifat-sifat Allah dan tidak menta`wilkan atau tidak menerangkan (menjelaskan) serta tidak menolak atau mengeluarkan dari makna Zhohir yakni apa adanya, namun tidak dikhayal-khayal dan juga tidak di Fantasi-fantasikan apalagi digambar-gambarkan.

Disini tidak ada seorang sahabatpun yang menta`wilkan satu sifat dari sifat-sifat Allah dan menolaknya atau mengatakan bahwa makna zhohirnya bukan itu maksudnya, mereka langsung beriman apa yang ditunjuk oleh ayat atau hadits dan mengartikan menurut zhohirnya. Mereka sangat amat mengetahui bahwa sifat-sifat Allah itu tidak sama dengan sifat-sifat makhluk yang bersifat baru.

Imam Malik ditanya tentang Firman Allah yakni :"Tuhan Maha Pemurah yang bersemayam diatas Arsy (Thoha 20:5), maka Imam Malik menjawab: Kata Istiwa (bersemayam) jelas Maknanya, bukan suatu kata yang tidak diketahui dan menanyakan arti kata itu adalah; BID`AH.

Imam As Syafi`i berkata : " Aku beriman kepada Allah dan kitab yang datang dari Allah menurut apa yang dimaksud Allah dan aku beriman kepada Rasul Allah dan kepada apa yang dibawanya menurut apa yang dimaksud oleh Rasulullah:.

Imam Ahmad telah menyatakan seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shollahu Alaihi Wassalam"Sesungguhnya Allah Turun kelangit dunia dan Allah dilihat pada hari kiamat, Allah kagum, tertawa, marah, Ridho, benci dan cinta".

Imam Ahmad berkata : Kita beriman dengan sifat-sifat itu dan membenarkannya, tapi bukan dengan mengatakan caranya begitu atau begini atau pengertiannya demikian, tapi cukup dengan mengatakan kita beriman bahwa Allah turun dan dilihat pada hari kiamat, begitu juga Allah berada diatas Arsy, namun tidak ada satupun dari kita mengetahui bagaimana Allah turun dan bersemayam-Nya dan maknanya bukan Hakiki maka kita serahkan saja kepada Allah yang mengatakan dan mewahyukannya kepada nabi-Nya, kita tidak menolak ucapan Rasulullah, Kita tidak menyifati Allah dengan sifat-sifat yang lebih jauh dari apa yang disifatkan Allah atas diri-Nya dan apa yang disifatkan oleh Rasulullah tanpa memberi pengertian dan penjelasan terhadap sifat-sifat itu. Kita mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai Allah.


KESIMPULAN DALAM PEMAHAMAN INI :

Cukuplah menyifati Allah menurut apa adanya berdasarkan apa yang disifatkan oleh rasul-Nya dengan berkeyakinan bahwa sifat-sifat Allah sama sekali tidak serupa dengan sifat-sifat makhluk-Nya begitu juga pada Dzat-Nya.

Beriman pada sifat-sifat Allah dan menyifati-Nya dengan sifat-sifat Makhluk-Nya tidak berarti menyamakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat Makhluk, karena ini hanya kemiripan dalam nama saja, Seorang yang beriman tidaklah berfantasi apalagi berkeyakinan bahwa tangan Alah sama dengan tangan makhluk namun tidak menafikan Allah mempunyai Tangan yang jelas Allah itu berbeda dengan makhluk-Nya baik dalam Dzat, Sifat dan perbuatan-Nya.

Dalam hal ini penulis seupaya mungkin untuk Objektif dalam memahami kasus ini namun didalam artikel ini bisa saja benar namun mengandung kesalahan, begitu juga sebaliknya bisa saja salah namun mengandung kebenaran.
Adapun dalam hal ini tulisan diatas dapat dipahami dengan hati yang tentram dan tidak ditumpangi kepentingan apapun.

Dalam hal ini penulis memberikan sisi yang lain pada hal ini yakni : Pada hakekatnya, Pengertian dan tujuannya Sama bahwa Allah itu tidak serupa dengan ciptaannya termasuk makhluk-Nya. siapapun dan apapun seseorang itu tidak akan bisa mengambarkan keadaan Dzat Allah dan Sifat-sifat-Nya dengan sebenar-benarnya.

Namun pada kedalam ilmu rasa maka Aqidah diatas sangat jauh untuk mencapai keimanan pada rasa itu, karena Iman itu wajib di rasa, Maka penulis tetap ada Ta`wil yang menjelaskan dalam hal ini dikarenakan setiap kadar kepemahaman seseorang sesuai kadar yang diberikan oleh Allah Ta`ala. jika dalam hal penyampaian diatas itu hanya pada tekstual (Multak sebatas teks itu) maka bagi yang belum memahami keilmuan tauhid akan menyebabkan terjadi gagal paham yang dapat membahayakan para Salik itu sendiri, adapun dalam menta`wilkan disini bukan untuk menolak atau menafikan namun bertujuan untuk memberikan kemudahan jalan kepemahaman agar tidak terjadi gagal paham yang dapat merusak Aqidah yang ada pada diri setiap muslim yang di ajarkan.

Dalam hal ini dapat kita rujuk ke Buku Al Fuaad Fi Nurin atau Kitab Al Hikam untuk dapat memahami perbedaan dalam penyampaian Keilmuan Tauhid sehingga dapat Objektif dalam memahami metode kepemahaman yang ada di indonesia khususnya dalam bidang Aqidah.

Artikel ini dapat dipertanggung jawabkan adapun tulisan ini merupakan tulisan : Elfiansyah Elham Spd dalam menyikapi Fatwa MPU terhadap ajaran Salafi yang sesat dan menyesatkan.

Bagi yang belum membaca artikel sebelumnya silahkan membacanya disini : MPU Aceh mengeluarkan fatwa paham Salafy sesat menyesatkan.

Bagi yang ingin mengakses melalui Iphone atau Android silahkan klik tombol dibawah ini :


Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Pelajaran Nahwu Shorof Bab Al Marifat & Annakiroh