Tadabbur Al Qur`an


Kenapa diri ini membaca Shodaqollah (صَدَقَ اللَّهُ)
 | |

Kenapa diri ini membaca Shodoqollah setelah membaca Al Qur`an.







Shodaqollahul Adzim (Maha Benar Allah yang maha Agung), kerap sekali diri ini tidak memahami apa yang di baca sehingga sangat nampak kebodohan dan nampak kedustaan pada diri ini, jika membaca Al Qur`an yang berhubungan dengan rezeki dan disaat itu pula diri ini tidak mengalami reaksi dan maksud ayat tersebut, maka kalimat shodaqollah pun hanya bacaan yang tak meresap pada diri ini.
قُلۡ إِنَّ رَبِّى يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٦
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan [bagi siapa yang dikehendaki-Nya], akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (36)
Pada saat diri ini berusaha menjemput rejeki atau menunggu dagangan dan belum mendapatkannya maka tak terucap kata shodaqollah, namun keluh kesah, cacian yang keluar dari mulut ini, maka nampaklah berdusta diri ini. Padahal kehidupan ini adalah Al Qur`an yang visual.

Sebagaimana dalam hadits Shohih disebutkan bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkhutbah, beliau melihat Al-Hasan dan Al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, "Maha benar Allah . Selanjutnya beliau membaca firman Allah Ta`ala :
Artinya  : "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) '(At-Taghabun: 15).

Bagaimana mungkin Al Qur`an di baca dan hati penuh penyaksian bahwa yang dibaca adalah Kebenaran dari Allah Ta`ala kemudian penyaksian itu distemple Bid`ah.

Bilamana diri ini membaca Al Qur`an dan diri ini berhubungan langsung dengan apa yang dibaca dan merasakan langsung dengan apa yang dibaca kemudian diri ini mengucapkan Shodaqollah (Maha Benar Allah) kemudian di Stemple Bidah maka sesungguhnya terlalu dini, bagaimana diri ini dapat memahami Al-Qur`an penuh hikmat jika visualisasinya ternyata dihadapkan oleh Allah Ta`ala kemudian mengucapkan Shodaqollah maka disebut Bid`ah. Entahlah dalam hal ini pun diri ini tetap mengucapkan shodaqollah, diri ini sangat menikmati kalimat shodaqollah yang hanya dinikmati oleh diri ini sendiri.
Apapun yang ada pada Al Qur`an dan dihadapkan pada visualisasinya maka diri ini tak dapat lepas dengan kalimat shodaqollah.

قُلۡ صَدَقَ ٱللَّهُ‌ۗ فَٱتَّبِعُواْ مِلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬ا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (٩٥



Hakekat Kemiskinan adalah ketika kehilangan harapan

Hakekat Kemiskinan adalah ketika kehilangan harapan sehingga berputus asa atas rahmat Allah, dalam hal ini jika diri ini sudah kehilangan harapan maka disinilah titik batas akhir kepada Kufur atau tidak, Syukur atau ingkar semua ini adalah realita yang wajib dijalani oleh manusia siapapun dan apapun diri ini, 

Tidaklah dengan beribadah itu kemudian diri ini lepas dari hal diatas, sama halnya tidaklah diri ini setelah membaca ayat kursi kemudian dapat lepas dari marabahaya atau musibah serta kehilangan barang yang diamanahkan Allah kepada diri ini.

Bukankah didalamnya mempunyai Makna "Milik-Nya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi", jika Allah sudah menghendaki bahwa harta, anak, istri  yang ada pada diri ini diambil, walaupun dibaca ribuan kalipun ya tetap saja diambil, bukan karena ayat kursi yang dibaca itu, bukanlah itu....dibaca saja tidaklah cukup, dalam hal ini perlu juga dikaji dan diamalkan yakni : Apapun yang ada disekitar diri ini bahkan yang ada pada diri ini adalah milik-Nya, maka janganlah salah kaprah dalam memahaminya, intinya adalah diri ini sudah siap apapun yang terjadi bahwa setelah membaca ayat kursi, maka semuanya kita kembalikan kepada Allah Ta`ala semata, bukan bergantung kepada ayat kursi tersebut, apalagi ditulis kemudian digantung dipintu...jelas ini sangat merusak Aqidah yang ada pada diri dan jika harta pada diri ini dilenyapkan Allah Ta`ala, maka dapat berakibat kehilangan harapan atas apa yang dibaca tadi.

"Sesungguhnya tidaklah hanya sekedar membaca ayat kemudian diamalkan tanpa memahami apa yang dibaca, namun pahamilah, kajilah dan amalkanlah".

Syarah : AlFuaad Fi Nurin (kemurnian tauhid) Cahaya Hati Nurani.


Al Hikam sesat dan menyesatkan

Beberapa orang yang baru pulang dari Timur tengah tiba-tiba datang berucap Al HIkam sesat dan menyesatkan, Ihya Ulumuddin Sesat, sungguh luar biasa menghujat ulama-ulama terdahulu, memahami kedua kitab ini haruslah dengan Mursyid bukan hanya sekedar baca kemudian langsung di sesat-sesatkan apalagi dengan pemikiran sendiri yang didalamnya sama sekali tidak ada rasa kecintaan atas suatu keilmuan namun tidaklah juga untuk tidak dipungkiri bahwa Imam Ghazali bukanlah Ahli Hadits (Pakar Hadits) sehingga terdapat Hadits-Hadits Lemah bahkan ada Hadits yang di anggap Palsu

Namun tidaklah juga berlebihan bahwa Keilmuan Al Hikam dan Ihya Ulumuddin merupakan keilmuan yang sungguh luar biasa kenikmatan dan kelezatan yang ada didalamnya, jika ada yang mengatakan sesat maka sesungguhnya itu merupakan fitnah dan kepemahaman yang salah kaprah semata, dikarenakan seseorang akan mengetahui salahnya jika beramal atau melakukan pekerjaan, jika menulis akan mengetahui kesalahannya dalam tulisan, jika seseorang menyetir akan mengetahui kesalahannya jika sudah terjadi kecelakaan, maka tugas kita adalah memperbaikinya bukan menghujat kesana kemari.

Bagaimana dengan Wahdatul Wujud ? dalam hal ini sudah dijelaskan dimajelis Ta`lim Nuurul Fuaad Sindangsari Kecamatan Sambutan Kota Samarinda yang mana majelis Ta`lim ini sudah berjalan  semenjak Tahun 2000 yang mana didalamnya mengkaji Kitab AlHikam, Ihya Ulumuddin, Al Fuaad Fi Nurin, Nahwu Shorof, Tafsir  dan Fiqh.
Bagaimana dengan Wahdatul Wujud ?
Semua kaum muslim jika ditanya siapa yang memberikan rezeki, maka pasti dijawab Allah, saya tanya kapan anda melihat Allah ?, semua kaum muslimin jika ditanya siapa yang menyempitkan rezeki dan melapangkan rezeki? pasti dijawab Allah, saya tanya lagi kapan anda melihat Allah.

Semua Kaum Muslimin jika ditanya siapa yang membuat tertawa dan menangis? pasti dijawab Allah, saya tanya kembali kapan Anda mengetahui yang membuat tertawa dan menangis itu Allah ?.

Sebenarnya Jutaan pertanyaan yang akan saya ajukan kepada Orang yang suka menyesatkan ulama-ulama terdahulu termasuk kitab-kitabnya seperti Al Hikam, Ihya Ulumuddin, Addurun Nafis dan lain-lainnya.

Di dalam buku Al Fuaad Fi Nurin sudah sangat jelas sekali diterangkan bahwasanya: Orang yang  suka mengucapkan sesat kepada ulama yang lain tanda fitnah yang besar yang datangnya dari ulama - ulama yang baru yang mana mereka berda`wah hanyalah yang nampak kedustaan semata padahal diri nya sendiri jauh api dari panggang apa yang ada di Al-Qur`an dan Al hadits itu sendiri, dapat kita temukan di Bab Dusta dalam amal, beribadah dan berda`wah.

Baca selengkapnya disini 


Salafi yang suka menyesatkan

Diri ini sering melihat dan mendengar secara langsung para salafi yang suka menyesatkan yang tidak sepaham dengan kepemahaman para muslim yang lainnya, diri ini hanya dapat mengucapkan Shodaqollah (Maha benar Allah), dalam hal ini kita hanya banyak-banyak meminta ampun kepada Allah Ta`ala.

Bahkan Kitab Al Hikam disesatkan karena tidak sesuai Al Qur`an dan Al Hadits sungguh fitnah yang nyata sebelumnyapun Kitab Ihya Ulumuddin tidak luput dari hal ini, Maka diri inipun mengucapkan Shodaqollah (maha benar Allah).

Kebanyakan diri ini menemui salah satu dari mereka yang nampak nyata dan jelas kedustaan semata, disaat diri ini menanyakan Siapa yang menghidupkan dan mematikan, Di Jawab : Allah Ta`ala, diri inipun pun bertanya kembali teknis yang Allah lakukan ? diam sambil berpikir.....

Sebelum dijawab diri inipun menanyakan lagi siapa yang menyempitkan rezeki dan melapangkan rezeki di Jawab Allah, Bagiamana Teknis Allah dalam hal ini ? Apakah datang langsung kepada kita atau bagaimana ? bagaimana teknis Allah ta`ala menyempitkan dan melapangkan rezeki itu kepada kita ?....Diam sambil berpikir...

entah ratusan pertanyaan yang sudah diri ini ajukan namun hanya dijawab Allah, maka kesimpulannya adalah nampak dustanya jika divisualisasikan sehari-hari pada kehidupan yang nampak ini. Jika diri ini di PHK yang nampak siapa ? atasan atau Allah ?, Jika diri ini dibunuh orang yang nampak siapa manusia atau Allah. namun jika sudah terjadi gempa bumi atau Tsunami yang menewaskan ribuan manusia langsung cepat menjawab ALLAH ?......ada apa dengan kepemahaman yang dengan kepemahaman itu antum sesatkan kepahaman orang lain?....antum menyesatkan oranglain itupun visual dari Al Quran yang kita baca....maka Shodaqollah (Maha benar Allah)

Dikaji Al Hikam pun tidak, mendengarnya saja sudah ALERGI, Mengkaji Kitab Ihya Ulumuddin pun tidak apalagi mereplay nya berkali-kali, namun mendengarnya saja sudah Alergi, padahal semua isi kitab itu adalah yang nampak dikehidupan kita sehari-hari ini.

Jika alergi silahkan namun jangan mengatakan Kitab Al Hikam sesat kemudian mengirim email kesana kemari, berda`wahlah, menasehatilah namun jangan disesat-sesatkan jangan di kafir-kafirkan.

Kepemahaman itupun datangnya dari Allah Ta`ala bukan dari para Da`i.

Baca juga Artikel penting KITAB AL HIKAM SESAT disini : http://duniacahayahati.blogspot.com/2015/07/al-hikam-sesat-dan-menyesatkan.html


Manusia tetaplah manusia tidaklah mampu dalam hal apapun

Manusia tetaplah manusia tidaklah mampu dalam hal apapun tanpa pertolongan Allah Ta`ala, jika diri ini meyakini kemampuan itu datangnya dari usahanya semata, maka jelaslah sudah kedudukan diri ini adalah hidup dilumpur MURTAD, jika merasa mampu dalam segala apa yang diri ini lakukan baik itu teknik maupun metode tanpa pertolongan Allah Ta`ala maka jelaslah sudah kedudukan diri ini.

Banyak visual Al Qur`an yang Allah Nampakkan salah satunya pada video dibawah ini yang mana : Pelatih Buaya diterkan dan digigit sehingga mengalami luka yang cukup serius, Masihkah bersandar dengan keilmuan dan metode yang dimiliki ? jika masih maka diri ini telah mendustakan suroh Al Ikhlas yang dibaca setiap hari.

Pelatih buaya diterkam dan digigit hingga luka parah




Jangan Lupa mengunjungi artikel lainnya : MPU Aceh mengeluarkan Fatwa Salafi Sesat dan menyesatkan dapat dibaca di sini : http://duniacahayahati.blogspot.com/2015/07/mpu-aceh-mengeluarkan-fatwa-paham.html

Tentang Kebenaran Ilmu Laduni


Amatlah sangat dusta mendustakan jika Kitab Al Hikam sesat dan Ihya Ulumuddin Sesat dan menyesatkan, Bagaimana mungkin Kitab yang sangat Bermanfaat dan memberikan Kelezatan rasa iman pada diri orang yang mengkajinya kemudian segelintir orang mengatakan sesat, padahal Ilmu laduni itupun banyak dalil  yang membenarkannya termasuk yang ada pada Al Qur`an Maupun hadits, janganlah Dikira Orang Belajar ma`rifatullah (Tauhid) itu tidak berdalil sangat nyata fitnahnya disini dan sangat dusta dan mendustakan.

Tentang Kebenaran Ilmu Laduni sebagaimana di Dalam Al Qur`an Allah Ta`ala berfirman :

وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ وَيُعَلِّمُڪُمُ ٱللَّهُ‌ۗ وَٱللَّهُ بِڪُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ 
 Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Baqaroh 2:282)

وَعَلَّمۡنَـٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمً۬ا

.....dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.  (Al Kahfi 18:65)

“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi) kedudukan hadits ini tidak ada keraguan sedikitpun atas keshohihannya.

“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi) begitu juga dengan kedudukan hadits ini tidak ada keraguan sedikitpun atas keshohihannya.

“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.( Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib r.a:)

Baca Selengkapnnya disini :


Comments

Popular posts from this blog

Kitab Al Hikam Sesat

Hukum Mengirim Al Fatihah atau menghadiahkan Al Fatihah kepada yang sudah meninggal

Pelajaran Nahwu Shorof Bab Al Marifat & Annakiroh